Geng Motor Perusak Kearifan Lokal Makassar
Sebuah
Kota Metropolitan yang menjadi salah satu dari sekian banyak kota yang ada di
Indonesia, kota ini menjadi pusat dan symbol kemajuan dari kawasan timur
Indonesia. Ketika kawasan Barat Indonesia memiliki kota-kota besar seperti
Jakarta, Lampung, Surabaya, Yogyakarta dan beberapa kota-kota lainnya. Maka
untuk kawasan timur Indonesia kita akan tertuju pada sebuah kota yang
disimbolkan dengan salah satu pahlawan nasional Sultan Hasanuddin, ketika nama
kota ini disebut maka kitapun akan teringat dengan selogan “Sekali Layar
Berkembang, Pantang Surut Biduk Kepantai”, yah dialah Kota Makassar yang
mungkin bagi sebagian masyarakat Indonesia lebih mencitrakannya sebagai daerah
yang relatif kasar dari daerah lain yang bedasar dari kata Kassar yang ada di
nama Kota ini “MAKASSAR”. Namun tidak sedikit pula diantara masyarakat
Indonesia yang banyak mencitrakan Kota ini dengan salah satu budaya dan
kearifan lokal “Siri’ na Pacce” yang mengandung makna menjunjung tinggi budaya
malu dan budaya kekokohan pendirian/berani.
Terlepas dari segala citra dan
pendapat masyarakat umum tentang kota Makassar sebagai bagian yang tidak bisa
dipisahkan dari kota ini, budaya dan kearifan local masyarakat Makassar
semestinya menjadi hal yang kita bisa jaga dan lestarikan dikehidupan bermasyarakat
kota Makassar. Beberapa decade silam kita dikenal sebagai masyarakat memiliki
budaya menjunjung tinggi rasa malu, yah rasa malu ketika ada anggota masyarakat
kita yang melakukakn tindakan dan perilaku yang mencemari nama baik masyarakat,
rasa malu ketika ada anggota masyarakat yang mencoba melanggar norma-norma yang
ada ditengah-tengah masyarakat dan rasa malu ketika ada diantara anggota
keluarga yang bertidak melebihi batas kewajaran, menjaga dan melestarikan
kearifan lokal yang berkaitan dengan menjunjung tinggi rasa malu bukan
semata-mata menjadi tugas dari pemerintah setempat melainkan menjadi tugas
bersama seluruh komponen masyarakat, bukankah ketika ada oknum dan kelompok
tertentu yang mencoba melanggar dan mencederai kebudayaan local kita maka secara
otomatis kitapun akan mendapatkan dampaknya.
Mencoba
menelisik kembali kira-kira sekitar setahun terakhir, kita dikejutkan dengan
beredarnya tindakan premanisme jalanan yang ditengarai dilakukan oleh kelompok
geng motor, tindakan premanisme jalanan yang dilakukan oleh geng motor telah
sampai pada sesuatu yang telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan telah
melanggar ketertiban masyarakat, betapa tidak tidak kurang dari 20 orang
masyarakat Makassar dan sekitarnya telah menjadi korban dari kebrutalan geng
motor ini. Sekali lagi untuk menjaga dan melestarikan budaya dan kearifan local
bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja namun menjadi tanggungjawab seluruh
lapisan masyarakat, masyarakat umum telah memberikan citra yang baik dan
buruknya kepada kota yang kita cintai ini, citra baiknnya kita dianggap daerah
dengan budaya menjunjung tinggi rasa malu yang telah mendarah daging
dimasyarakat, bukankah dengan fakta kebrutalan geng motor dikota ini telah
merusak citra dan budaya siri’ masyarakat Makassar, dan untuk citra buruknya
masyarakat telah mencitrakan Makassar dengan budaya primitip yang masih
mengedepankan emosi dari pada nalar dan sekali lagi bukankah dengan fakta
kebrutalan geng motor telah menambah keyakinan dan bukti bahwa hal tersebut
benar adanya.
Ketika beberapa waktu lalu
pemerintah mencanangkan Indonesia darurat teroris dan darurat Narkoba, maka
dikota yang kita cintai ini sebaiknya mencanangkan Makassar Darurat Geng Motor,
semestinya pemerintah, aparat keamanan dan seluruh lapisan masyarakat dapat
saling bahu-membahu dalam menyelesaikan persoalan Darurat geng motor ini.
Selama ini kita cenderung untuk menutup diri dan acuh terkait hal ini sehingga
menyebabkan jatuhnya korban yang mau tidak mau akan memberikan dampak yang
buruk bagi seluruh warga kota Makassar. Sepertinya kita memang mesti merasa
Darurat terlebih dahulu agar dapat melakukan tindakan yang lebih nyata.
Untukmu
Makassar tanah rantauku, dukamu, sukacitamu, ceritamu dan prestasimu adalah
bagian dariku dan aku adalah bagian darimu.