Minggu, 16 September 2012

Indonesia tanpa korupsi...Mungkinkah..........?


Indonesia tanpa korupsi.!
Mungkinkah…..?

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini telah menetapkan empat terdakwa korupsi proyek pembangunan wisma atlet di Palembang senilai Rp180 miliar. Mereka adalah Muhammad Nazaruddin, Mindo Rosalina Manulang, Wafid Muharam dam El Idris. Satu tersangka baru korupsi wisma atlet adalah artis cantik yang juga wakil Sekjen Partai Demokrat Angelina Sondakh. Namun hingga kini Anggie sendiri belum dilakukan penahanan, bagai ditelan bumi. Betapa lucunya negeri ini...!!! Beda dengan Angie, empat terdakwa kasus korupsi wisma atlet yang disebutkan di atas, yaitu Nazaruddin, Mindo Rosalina Manulang, Sesmenpora Wafid Muharam dan Manager Marketing PT Duta Graha Indah El Idris, saat ini telah merasakan dinginnya dinding penjara. Nama-nama lain yang diduga terlibat dan masih diselidiki KPK adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng. Bahkan disebut-sebut Gubernur Sumatra Selatan Alex Nurdin juga menikmati proyek wisma atlet dengan menerima fee sebesar 2,5 persen dari proyek senilai Rp180 miliar tersebut. Meski kemudian hal itu dibantah keras Alex Nurdin.
Nama lainnya yang masih melenggang dalam pusara korupsi wisma atlet ini adalah Wayan Koster, anggota fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan di DPR RI. Dalam persidangan terdakwa korupsi wisma atlet M Nazarudin, Wayan dituduh menerima uang senilai Rp 5 miliar dari Group Permai. Koster sendiri telah dicegah keluar negeri oleh KPK sejak 2 Februari 2012 lalu. Namun Koster hingga kini belum juga ditetapkan sebagai terangka. Menpora yang hadir sebagai saksi dalam kasus suap wisma atlet untuk tersangka Nazaruddin, membantah tuduhan yang dirinya terkait dalam kasus ini. Menurut Andi, dirinya sama sekali tidak pernah menerima fee sebesar delapan persen seperti yang dituduhkan Mindo Rosalina Manulang, mantan anak buah M. Nazaruddin.
Siapakah sebenarnya yang paling berperan dalam korupsi wisma atlet? Apakah pengungkapan kasus korupsi yang ini akan jalan ditempat? Atau memang akan terus bergulir dengan memunculkan terdakwa-terdakwa baru..??
            Seiring berjalannya kasus ini, banyak opini yang terbangun dimasyarakat yang mempertanyakan sampai dimana eksistensi dan peranan institusi KPK dalam pemberantasan korupsi yang tengah menjerat oknum-oknum pejabat dan anggota partai besar pemengang kekuasaan, bahkan ada anggapan yang menyatakan bahwa isu kenaikan harga BBM baru-baru ini yang gencar dibicarakan publik adalah salah satu bentuk pengalihan isu kasus-kasus besar yang tengah menyeret nama para elit partai penguasa. Silahkan kita lihat bagaimana keberadaan kasus bank century, proyek ambalat, kasus BLBI serta yang paling menyorot perhatian publik adalah keberadaan kasus korupsi wisma atlet, yang eksistensinya kini seakan tertutupi dengan adanya rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah beberapa waktu yang lalu.
               Negara ini seakan telah kehilangan harga diri sebagai sebuah Negara, akibat para oknum elit politiknya yang terkesan menjadikan jabatan sebagai sarana penghasil pundi-pundi kekayaan bukan sebagai sarana untuk mengabdi pada bangsa dan negara. Ketika ditanya, apa yang dibutuhkan Negara ini agar harga diriya dapat kembali dan terbebas dari segala bentuk Korupsi, kolusi dan nepotisme, jawabanya adalah pemimpin-pemimpin yang berjiwa muslim dan berkepribadian negarawan, karena dari tangan orang-orang muslimlah kemudian sebuah peradaban agung sepanjang sejarah kehidupan  manusia berdiri kokoh dan dengan bekal pengetahuan negarawan  yang dimiliki para panji panji muslim negarawan kemudian tercipta suatu tatanan Negara Madina (pen.madani) atau civil society yang telah terbukti sebagai suatu tatanan Negara yang terbaik sepanjang sejarah peradaban manusia.
             Esensinya seseorang yang melakukan tindak korupsi adalah suatu implementasi karena merasa tidak puas terhadap apa yang telah dia miliki dan juga merasa bahwa tidak akan ada orang yang kemudian akan mengetahui tindakannya tersebut. Namun beda halnya dengan seorang yang memiliki keimanan dan wawasan yang tinggi tentang kebangsaan, maka mereka akan berpikir bahwa senantiasa ada Allah Sang Maha Melihat dan Maha Mengetahui segala yang dilakukan oleh manusia kapan dan dimanapun ia berada dan akan mempertanggungjawabkan segala apa yang telah diperbuatnya selain itu ia akan senatiasa berpikir bagaimana mensejahterakan masyarakat tanpa harus menodai tangan sucinya dari segala dosa dan keburukan serta kadang kala ia harus mengorbankan apa yang ia miliki semata-mata untuk kebaikan umat.
                Dengan apa seorang muslim negarawan berkontribusi untuk kebaikan seluruh umat,?
Jawabannya adalah dengan pengorbanan jiwa, harta dan pemikiran yang berlandaskan keislaman.
              Para pembaca sekalian, selogan “muslim Negarawan” bukanlah suatu selogan yang hanya akan menjadi teori belaka tanpa aplikasi nyata, inilah saatnya kita tunjukkan pada dunia bahwa kita adalah seorang muslim yang kaffah dan juga sebagai seorang negarawan yang bertindak dan berperilaku semata-mata untuk kebaikan dunia akhirat. Ketika sosok-sosok muslim negarawan menjadi pemegang panji kepemimpinan, maka bukan hal yang tidak mungkin  jika kemudian Negara ini akan perlahan-lahan terlepas dari belenggu tindakan korupsi, liberalisasi dan  segala keterpurukan yang melanda.
“Insya Allah muslim negarawan adalah solosi permasalahan umat”



(KAMMI KOMISARIAT UNHAS)

DASAR-DASAR PERPETAAN



KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

DASAR-DASAR PERPETAAN
Unhas








PENGGUNAAN WATER PASS DALAM PEMBUATAN SKETSA SUATU AREA

MUH. FADLI
D 611 10 007

MAKASSAR
2010


BAB I
PENDAHULUAN
I.I  Latar Belakang
Kita umumnya mengenal peta sebagai gambar rupa muka bumi pada suatu lembar kertas dengan ukuran yang lebih kecil. Rupa bumi yang digambarkan pada peta meliputi unsur-unsur alamiah dan unsur-unsur buatan manusia. Kemajuan dalam bidang teknologi yang berbasiskan komputer telah memperluas wahana dan wawasasan mengenai peta. Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembaran kertas tetapi juga penyimpangan, pengolahan, analisa dan penyajian dalam mode dijital komputer.
Rupa bumi diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran pada dan di antara titik-titik di permukaan bumi yang meliputi besaran-besaran itu di peroleh: (1) dari pengukuran-pengukuran langsung di lapangan maka dikatakan pemetaan dengan cara teristris dan (2) sebagain dari pengukuran tidak langsung seperti cara fotogrametris dan penginderaan jauh dikatakan sebagai pemetaan cara ekstrateristris. Data hasil pengukuran diolah, dihitung dan direduksi ke bidang datum sebelum diproyeksikan ke dalam bantuk bidang datar menjadi peta.
Prinsip kerja pengukuran untuk pembuatan peta yaitu pertama membuat kerangka dasar peta mencakup seluruh daerah pemetaan dengan ketelitian pengukuran paling tinggi dibandingkan dengan pengukuran-pengukuran lainnya, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran-pengukuran kerangka dasar peta  untuk mendapatkan bentuk rupa bumi yang diinginkan. Berdasarkan konsep ini maka titik-titik pengukuran di kelompokkan menjadi titik-titik kerangka dasar dan titik-titik detil. Titik kerangka dasar digunakan untuk rujukan pengikatan dan pemeriksaan pengukuran detil.
I.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini yaitu:
1.      Mampu mengetahui cara penggunaan alat ukur sudut ruang yaitu theodolit.
2.      Mampu membaca rambu ukur
3.      Mampu dalam pengambilan data dan pengolahan data
4.      Mampu memplot dan membuat kontur.
I.3 Ruang Lingkup
            Dalam praktikum ini akan dilakukan pengukuran-pengukuran pada dan diantara titik-titik dimuka bumi(survefing). Menghimpung dan menghitung hasil ukuran. Kemudian memindahkannya pada bidang datar(peta). Menafsirkan fakta-fakta yang ada dipermukaan bumi dan menggambarkannya dengan simbol-simbol, misalnya: sungai, tambak, irigasi, bangunan, dan lain-lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.                  PETA
                   Perpetaan merupakan media untuk menyimpan dan menyajikan informasi tentang rupa dengan penyajian pada skala tertentu. Bila kawasan di petakan tidak luas, maka kemungkinan peta daerah itu bisa disajikan dalam satu lembar saja pada skala tertentu tetapi bila kawasan pemetaan luas atau skala penyajiannya besar, maka diperlukan beberapa lembar peta untuk menyajikannya. Pembagian lembar peta bisa dibuat berdasarkan acakupan kawasan administratif, batas cakupan geigrafis atau efisiensi penyajian jumlah lembar. Untuk memudahkan pengolahan dan pencarian, dibuat indeks peta dalam bentuk teks atau grafis.      ( Purworhardjo 1986)
Pembagian Peta
1.    Peta luas adalah peta yang menggambarkan suatu daerah yang luas seperti peta dunia, peta daerah amerika utara, peta benua, peta samudra, peta kutub dan sebagainya.
2.    Peta sempit adalah peta yang hanya menampilkan sebagian kecil suatu area. Contoh peta sempit yaitu peta desa atau pedesaan, peta kota atau perkotaan, peta gorong-gorong kampung, peta gedung, denah rumah, dan lain sebagainya.
Bentuk Lain Dari Peta
1.    Atlas adalah gabungan dari beberapa peta yang dikumpulkan dalam sebuah buku yang memiliki judul atlas serta jenis-jenis atlas yang ada di buku tersebut.
2.    Globe atau bola dunia adalah suatu bentuk tiruan bola bumi yang dibuat dalam skala yang kecil untuk dapat lebih memahami bentuk asli planet bumi.
Syarat-syarat yang wajib ada pada peta
1.    Judul peta
2.    Skala peta
3.    Lambang peta: jalan, sungai, ibu kota, pelabuhan, batas wilayah, dan lain-lain.
4.    Garis pinggir peta
5.    Petunjuk arah mata angin: utara, selatan, timur, barat, dan lain-lain.
Jenis  skala pada peta
1.    Skala angka/skala pecahan
Contoh seperti 1 : 1000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 1000 cm jarak asli di dunia nyata.
2.    Skala Satuan
Misalnya seperti 1 inchi to 5 miles dengan arti 1 inch di peta adalah sama dengan 5 mil pada jarak sebenarnya.
3.    Skala garis
Skala garis menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan jarak yang menyatakan suatun jarak pada tiap satuan jarak yang ada.
2.      kontur
Sifat garis Kontur
Ø  garis kontur selalu tegak lurus arah kemiringan lerengnya.
Ø  Semakin landai suatu lereng, maka garis konturnya akan semakin jarang . Sedangkan semakin curam suatu lereng, maka garis konturnya akan semakin rapat.
Ø  Garis kontur tidak bercabang.
Ø  Garis-garis kontur yang berbeda tidak akan berpotongan.
Ø  Garis kontur yang memotong sungai akan melengkung kearah sungai.
Ø  Garis kontur yang memotong jalan akan melengkung kearah turunnya jalan.
Ø  Garis kontur yang memotong bangunan akan dibelokkan dan mengelilingi/sejajar batas bangunan.
            Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah  informasi tentang tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajiakan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya digunakan garis kontur. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranhes, garis tinggi dan garis lenggkung horisontal.
            Garis kontur +25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama +25 m terhadap referensi tinggi tertentu. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat prroyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang datar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuain skala peta.
Kegunaan gasis Kontur
Selain menunjukkan bentuk ketinggian permukaan tanah, garis kontur juga dapat digunakan  untuk:
1.    Menentukan potongan memanjang antara dua tempat
2.    Menhitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan.
3.    Menentukan route/trace dengan kelandaian tertentu.
4.    Menentukan kemungkinan dua titik di lapangan sama tinggi dan saling terlibat.(Wongsotjitro dan Soetomo, 1980) 
3.      Waterpass

Waterpass digunakan untuk mengukur beda tinggi suatu titik di atas permukaan bumi. Bagian-bagiannya antara lain :
b.   lensa teropong
c.    cermin
d.   nivo
e.    alat penggerak halus

Waterpass terdiri atas dua lensa, yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Di samping itu terdapat lensa pembalik yang membuat jalannya sinar dari obyek ke pengamat lurus. Fungsi cermin dipakai untuk mengawasi nivo oleh pengamat sambil mengarahkan teropong ke obyek yang dituju. Untuk mengontrol posisi pesawat apakah sudah datar atau belum digunakan nivo. Sedangkan untuk mengatur teropong sehingga pembacaan titik menjadi jelas digunakan alat penggerak halus.
Gambar . Waterpass

Keterangan gambar waterpass :
1.      Sekrup penggerak lensa teropong
2.      Lensa okuler
3.      Cermin pemantul bidang nivo tabung
4.      Nivo tabung
5.      Sekrup penyetel
6.      Klem pengunci
7.      Penyetel arah sudut
8.      Lensa obyektif

4.      Rambu

gambar. Rambu

                Bentuk rambu mirip dengan mistar kayu yang besar, dilengkapi dengan skala pembacaan tiap satu sentimeter dan skala besarnya merupakan huruf E. Panjang rambu adalah tiga meter. Bahan rambu ada yang dari kayu maupun alumunium. Rambu berguna untuk membantu water pass dalam menentukan jarak secara optis. Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam memegang rambu harus tegak lurus terhadap titik yang ditinjau.

5.      Payung
Gambar 3.6. Payung

              Payung digunakan untuk melindungi water pass dan anggota yang bertugas memegang rambu ukur dari sinar matahari dan hujan. Sebaiknya payung tersebut bukan terbuat dari bahan logam.


6.      Pendulum
Gambar 3.7. Pendulum

              Alat ini digunakan untuk membantu dalam meletakkan alat dalam kondisi tegak lurus terhadap titik yang ditinjau. Karena salah satu syarat utama dalam pengukuran sudut adalah sumbu vertikal harus tegak lurus sumbu horisontal. Untuk peralatan modern pendulum diganti dengan cara optis dengan bantuan teropong.


7.      Roll Meter
Gambar 3.8. Roll Meter

Alat ini digunakan untuk mengukur jarak antar titik dan juga untuk mengukur tinggi alat. Roll Meter yang dipergunakan ini mempunyai panjang 50 m.


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Lokasi dan Waktu Pengukuran
            Lokasi pengukuran dilakukan di parkiran Fakultas Kedokteran Unhas. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 4 Desember 2010 pukul 09.00 – 14.00.
III.2 Alat dan Bahan
            Adapun alat yang digunakan dalam praktikum nini antara lain :
1.      Water pass berfungsi sebagai alat utama yang digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan vertikal serta jarak antara satu titik lainnya.
2.      Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai tempat meletakkan water pass dimana pada ketiga kakinya dilengkapi dengan sekrup penyetel untuk mengukur tinggi rendahnya alat.
3.      Bak ukur berfungsi sebagai tempat pembacaan jarak atau ketinggian suatu titik melalui pembacaan benang pada waterpass.
4.      Roll meter berfungsi sebagai alat pengukur jarak antara dua titik yang akan diukur.
5.      Payung berfungsi untuk melindungi water pass dan anggota yang bertugas memengang rambu ukur dari sinar matahari dan hujan.
6.      Kompas berfungsi sebagai alat untuk mengetahui arah/azimuth utara pada awal pengukuran setiap stasium.
7.      GPS berfungsi untuk menentukan koordinat suatu titik.
III. 2.2 Bahan dan  fungsinya
            Adapun bahan yang digunakan adalah:
1.      Patok digunakan sebagai stasiun pengukuran beda tinggi dan juga sebagai tanda dimana bak ukur atau alat ditempat pada saat pengukuran
2.      Tabel lapangan digunakan untuk mencatat/menulis data diambil selama pengukuran berlangsung.
3.      Polpen digunakan untuk mencatat/menulis data pada tabel lapangan.
III.3. Prosedur Pengukuran
III.3. Pelaksanaan
1.      Menentukan lokasi tempat pengukuran berlangsung.
2.      Mempersiapkan semua alat yang akan digunakan selama praktikum berlangsung.
3.      Menetapkan titik /stasiun-stasiun pengamatan dan selajutnya merencanakan jalur polygon.
4.      Memasang peralatan sesuai dengan kondisi dan kedudukan sehubungan dengan fungsi masing-masing peralatan. Seperti patok diletakkan sebagai penanda stasiun.
5.      Menulai dengan pengukuran awal dan melanjutkannya hingga akhir. Disini digunakan 6 stasiun dimana setiap stasium  terdiri dari beberapa detail.
6.      Memperhatikan kondisi yang memungkinkan dalam hal ini ditemui kendala keterbatasan area polygon
7.      Mengusahakan dalam pengambilan data perlum diperhatikan ketelitian dan kecermatan dalam pengukuran.
III.3.1 Tata Cara Pengunaan Alat
            Tata cara pengunaan serta peralatan pendukun survei , dilakukan dengan tahap-tahap berikut:
1.      Memasang statif pada patok tertentu dan mengusahakan agar berada pada posisi mendatar agar mudah mengstabilkan nivo waterpass.
2.      Memasang theodolit di atas piringan statif dan menstabilkan nipo pesawat.
3.      Mengatur sedemikian rupa nivo dengan memutar sekrup penyetelan(menghindari pemutaran full, kencang/longgar).
4.      Mengarahkan pesawat pada arah utara dengan mengunakan kompas.
5.      Menolekkan sudut derajat horizontal pada water pass.
6.      Memasang bak ukur pada patok belakang dan mengarahkan pesawat untuk pengamatan.
7.      Mengatur/memutar pengatur cahaya sampai rambu ukur terlihat jelas dengan pembacaan benang atas(BA), benang tengah(BT), benang bawah(BB), dan sudut horizontal dan vertikal yang kemudian mencatatnya pada tabel pengamatan yang telah disediakan.
8.      Mengukur jarak penembakan dari stasiun ke titik yang dijadikan patokan (stasiun lain atau detail). Masin-masing stasiun terdiri dari beberapa detail.
IV .2 PEMBAHASAN
            Praktikum dilakukan di kampus Unhas tetapnya sekitar area fakultas Pertanian. Praktikum kali ini kita menggunakan alat yaitu theodolit digital. Sebelum menggunakan theodolit kita harus mengkalibrasi yaitu mengutarakannya dan mengukur ketinggian alat.
            Setelah alat terpasang dengan baik kita menentukan pos-pos penembakan yang terdiri dari beberapa detail. Kita juga harus melakukan penembakan balik data yang diperoleh dari penembakan kita masukkan kedalam tabel, dan menghitung sudut vertikal dan horisontal dan ketinggian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum perpetaan ini adalah sebagai berikut:
·         semakin rapat titik yang diamati, maka semakin teliti informasi yang tersajikan dalam peta.
·         Garis kontur menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama.
·         Pada daerah yang landai garis kontur jarang dan semakin rapat pada daerah yang semakin terjal.
·         Berdasarkan pola kontur bisa diinterpretasikan kondisi fisik rupabumi.
·         Dari garis kontur pada peta dapat diketahui bentuk ketinggian permukaan tanah.
·         Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval kontur semakin kecil.

                Sebaiknya pada praktikum perpetaan ini sebelum mengadakan pengukuran kelapangan terlebih dahulu dilakukan pengenalan alat agar pada saat melakukan pengukuran dilapangan praktikan tidak kesulitan lagi dalam mengambil data selain itu persiapan fisik pada setiap surfever juga harus senantiasa di perhatikan.