| 
   
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 
Acara         :
  Analisis Ukuran Butir                              Nama    : Muh Fadli 
Hari/tgl      : Kamis, 21-03-2012                                   STB       : D611 10 007 
 | 
 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| 
   
I.    Latar
  Belakang 
               Sedimentologi
  adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau endapan (Wadell, 1932). Sedangkan
  sedimen atau endapan pada umumnya diartikan sebagai hasil dari proses
  pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian mengalami erosi,
  tertansportasi oleh air, angin, dll, dan pada akhirnya terendapkan atau
  tersedimentasikan. 
Sedimentasi adalah suatu proses
  pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Sedangkan
  batuan sedimen adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil proses
  sedimentasi, baik secara mekanik maupun secara kimia dan organik. 
a. Secara mekanik 
Terbentuk dari akumulasi
  mineral-mineral dan fragmen-fragmen batuan. Faktor-faktor yang penting antara
  lain : 
· Sumber material batuan sedimen : 
Sifat dan komposisi batuan sedimen
  sangat dipengaruhi oleh material-material asalnya. Komposisi mineral-mineral
  batuan sedimen dapat menentukan waktu dan jarak transportasi, tergantung dari
  prosentasi mineral-mineral stabil dan nonstabil. 
· Lingkungan pengendapan : 
Secara umum lingkungan pengendapan
  dibedakan dalam tiga bagian yaitu: Lingkungan Pengendapan Darat, Transisi dan
  Laut. Ketiga lingkungan pengendapan ini, dimana batuan yang dibedakannya
  masing-masing mempunyai sifat dan ciri-ciri tertentu. 
· Pengangkutan (transportasi) : 
Media transportasi dapat berupa
  air, angin maupun es, namun yang memiliki peranan yang paling besar dalam
  sedimentasi adalah media air. Selama transportasi berlangsung, terjadi
  perubahan terutama sifat fisik material-material sedimen seperti ukuran
  bentuk dan roundness. Dengan adanya pemilahan dan pengikisan terhadap
  butir-butir sedimen akan memberi berbagai macam bentuk dan sifat terhadap
  batuam sedimen. 
· Pengendapan : 
Pengendapan terjadi bilamana
  arus/gaya mulai menurun hingga berada di bawah titik daya angkutnya. Ini
  biasa terjadi pada cekungan-cekungan, laut, muara sungai, dll. 
· Kompaksi : 
Kompaksi terjadi karena adanya
  gaya berat/grafitasi dari material-material sedimen sendiri, sehingga volume
  menjadi berkurang dan cairan yang mengisi pori-pori akan bermigrasi ke atas. 
· Lithifikasi dan Sementasi : 
Bila kompaksi meningkat terus
  menerus akan terjadi pengerasan terhadap material-material sedimen. Sehingga
  meningkat ke proses pembatuan (lithifikasi), yang disertai dengan sementasi
  dimana material-material semen terikat oleh unsur-unsur/mineral yang mengisi
  pori-pori antara butir sedimen. 
· Replacement dan Rekristalisasi : 
Proses replacement adalah proses
  penggantian mineral oleh pelarutan-pelarutan kimia hingga terjadi mineral
  baru. Rekristalisasi adalah perubahan atau pengkristalan kembali
  mineral-mineral dalam batuan sedimen, akibat pengaruh temperatur dan tekanan
  yang relatif rendah. 
· Diagenesis : 
Diagenesis adalah perubahan yang
  terjadi setelah pengendapan berlangsung, baik tekstur maupun komposisi
  mineral sedimen yang disebabkan oleh kimia dan fisika. 
b. Secara Kimia dan Organik 
Terbentuk oleh proses-proses kimia
  dan kegiatan organisme atau akumulasi dari sisa skeleton organisme. Sedimen
  kimia dan organik dapat terjadi pada kondisi darat, transisi, dan lautan,
  seperti halnya dengan sedimen mekanik. 
Masing-masing lingkungan sedimen
  dicirikan oleh paket tertentu fisik, kimia, dan biologis parameter yang
  beroperasi untuk menghasilkan tubuh tertentu sedimemen dicirikan oleh
  tekstur, struktur, dan komposisi properti. Kita mengacu kepada badan-badan
  khusus seperti endapan dari batuan sedimen sebagai bentuk. Istilah bentuk
  mengacu pada unit stratigrafik dibedakan oleh lithologic, struktural, dan
  karakteristik organik terdeteksi di lapangan. Sebuah bentuk sedimen dengan
  demikian unit batu itu, karena deposisi dalam lingkungan tertentu, memiliki
  pengaturan karakteristik properti. Lithofacies dibedakan oleh ciri-ciri fisik
  seperti warna, lithology, tekstur, dan struktur sedimen. Biogfacies
  didefinisikan pada karakteristik palentologi dasar. Inti penekanannya adalah
  bahwa lingkungan depositional menghasilkan bentuk sedimen. Karakteristik
  properti dari bentuk sedimen yang pada gilirannya merupakan refleksi dari
  kondisi lingkungan deposional. 
Stratigrafi adalah studi batuan
  untuk menentukan urutan dan waktu kejadian dalam sejarah bumi. Dua subjek
  yang dapat dibahas untuk membentuk rangkaian kesatuan skala pengamatan dan
  interpretasi. Studi proses dan produk sedimen memperkenankan kita
  menginterpretasi dinamika lingkungan pengendapan. Rekaman-rekaman proses ini
  di dalam batuan sedimen memperkenankan kita menginterpretasikan batuan ke
  dalam lingkungan tertentu. Untuk menentukan perubahan lateral dan temporer di
  dalam lingkungan masa lampau ini, diperlukan kerangka kerja kronologi. 
Ilmu bumi secara tradisional telah
  dibagi kedalam sub-disiplin ilmu yang terfokus pada aspek-aspek geologi
  seperti paleontologi, geofisika, mineralogi, petrologi, geokimia, dan
  sebagainya. Di dalam tiap sub-disiplin ilmu ini, ilmu pengetahuan telah
  dikembangkan sebagai teknik analitik baru yang telah diaplikasikan dan
  dikembangkannya teori-teori inovatif. Diwaktu yang sama karena
  kemajuan-kemajuan di lapangan, maka diperkenalkannya integrasi kombinasi
  ide-ide dan keahlian dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda-beda. Geologi
  adalah ilmu multidisiplin yang sangat baik dipahami jika aspek-aspek berbeda
  terlihat berhubungan antara satu dengan lainnya. Sedimentologi perhatiannya
  tertuju pada pembentukan batuan sedimen. Kemudian batuan sedimen dibahas
  hubungan waktu dan ruangnya dalam rangkaian stratigrafi di dalam
  cekungan-cekungan sedimen. Tektonik lempeng, petrologi dan paleontologi
  adalah topik tambahan. 
Metode-metode yang digunakan oleh
  sedimentologists untuk mengumpulkan data dan bukti pada sifat dan kondisi
  depositional batuan sedimen meliputi; 
·        
  Mengukur dan menggambarkan singkapan dan distribusi unit
  batu;  
·        
  Menggambarkan formasi batuan, proses formal mendokumentasikan
  ketebalan, lithology, singkapan, distribusi, hubungan kontak formasi lain 
·        
  Pemetaan distribusi unit batu, atau unit 
II.   Maksud
  dan Tujuan 
a.        
  Maksud 
                Adapun maksud diadakannya praktikum ini adalah
  sebagai media untuk lebih memahami secara mendetail proses sedimentasi pada
  batuan serta pengaruh-pengaruh apa saja yang terlibat dalam rangkaian proses
  transfortasi. 
b.       
  Tujuan  
Setelah
  mengikuti praktikum ini, diharapkan praktikan akan mampu untuk : 
1.        
  Menghitung
  dan mengukur dimensi terpanjang, dimensi pertengahan dan dimensi terpendek
  dari suatu material sedimen. 
2.        
  Mengklasifikasikan
  nilai sphericity berdasarkan metode yang Zinggs, metode Sneed dan Folk serta
  metode Wadell. 
3.        
  Menentukan
  proses transfortasi sedimen setelah diketahui nilai dari sphericity
  berdasarkan tiga metode yang ada. 
III.       
  Alat dan Bahan 
Alat
  yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 
Ø  
  Alat
  tulis menulis. 
Ø  
  Mistar. 
Ø  
  Pensil
  warna.  
Ø  
  Lap
  kasar dan lap halus. 
Ø  
  Kalkilator
  sains. 
Ø  
  Literature
  (Sam Boggs). 
Ø  
  Spidol
  permanen. 
Ø  
  Kantong sampel. 
Ø  
  Alat pengayak. 
Ø  
  Cawan. 
Ø  
  Kompor elektronik. 
Ø  
  Surat kabar 
Ø  
  Grafik semilog. 
Ø  
  Beberapa kertas dan surat
  kabar bekas. 
IV.       Teori
  Ringkas. 
              Sedimen
  yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang
  menurut Reinick (Dalam Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat yaitu : 
1. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal
  dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat
  sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus
  sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertransforkan telah
  melemah. 
2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber
  dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut
  serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi. 
3. Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang
  terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel
  yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut,
  sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan
  glaukonit. 
4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang berasal
  dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara/angin.
  Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa, aktifitas gunung api
  atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material yang berasal dari
  luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh
  di laut. Sedimen yang berasal dari letusan gunung berapi dapat berukuran
  halus berupa debu volkanik, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan
  sedimen yang berasal dari partikel di darat dan terbawa angin banyak terjadi
  pada daerah kering dimana proses eolian dominan namun demikian dapat juga
  terjadi pada daerah subtropis saat musim kering dan angin bertiup kuat. Dalam
  hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan
  sumber-sumber yang lain. (Sugeng Widada) 
Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut
  berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi
  dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut
  dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang di dalam laut. Setelah
  mencapai dasar lautpun, sedimen tidak diam tetapi sedimen akan terganggu
  ketika hewan laut dalam mencari makan. Sebagian sedimen mengalami erosi dan
  tersuspensi kembali oleh arus bawah sebelum kemudian jatuh kembali dan
  tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara butir-butir mineral dan air laut
  sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung penimbunan,
  yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral. (Agus Supangat
  dan Umi muawanah) 
Era oseanografi secara sistematis telah dimulai ketika HMS
  Challenger kembali ke Inggris pada tanggal 24 Mei 1876 membawa sampel,
  laporan, dan hasil pengukuran selama ekspedisi laut yang memakan waktu tiga
  tahun sembilan bulan. Anggota ilmuan yang selalu menyakinkan dunia tentang
  kemajuan ilmiah Challenger adalah John Murray, warga Kanada kelahiran
  Skotlandia. Sampel-sampel yang dikumpulkan oleh Murray merupakan penyelidikan
  awal tentang sedimen laut dalam. 
Distribusi
  Sedimen Laut : 
Sedimen
  yang masuk ke dalam laut dapat terdistribusi pada : 
1.
  Daerah perairan dangkal, seperti endapan yang terjadi pada paparan
  benua (Continental Shelf) dan lereng benua (Continental Slope). 
Dijelaskan oleh Hutabarat (1985) dan Bhatt (1978) bahwa
  ‘Continental Shelf’ adalah suatu daerah yang mempunyai lereng landai kurang
  lebih 0,4% dan berbatasan langsung dengan daerah daratan, lebar dari pantai
  50 – 70 km, kedalaman maksimum dari lautan yang ada di atasnya di antara 100
  – 200 meter. 
‘Continental
  Slope’ adalah daerah yang mempunyai lereng lebih terjal dari continental
  shelf, kemiringannya anatara 3 – 6 %. 
2.
  Daerah perairan dalam, seperti endapan yang terjadi pada laut dalam. 
Endapan
  Sedimen pada Perairan Dangkal : 
Pada umumnya ‘Glacial Continental Shelf’ dicirikan
  dengan susunan utamanya campuran antara pasir, kerikil, dan batu kerikil.
  Sedangkan ‘Non Glacial Continental Shelf’’ endapannya biasanya
  mengandung lumpur yang berasal dari sungai. Di tempat lain (continental
  shelf) dimana pada dasar laut gelombang dan arus cukup kuat, sehingga
  material batuan kasar dan kerikil biasanya akan diendapkan. 
Sebagian besar pada ‘Continental slope’ kemiringannya
  lebih terjal sehingga sedimen tidak akan terendapkan dengan ketebalan yang
  cukup tebal. Daerah yang miring pada permukaannya dicirikan berupa batuan
  dasar (bedrock) dan dilapisi dengan lapisan lanau halus dan lumpur. Kadang
  permukaan batuan dasarnya tertutupi juga oleh kerikil dan pasir. 
Endapan
  Sedimen pada Perairan Laut Dalam 
Sedimen
  laut dalam dapat dibagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen
  Biogenik Pelagis. 
1.
  Sedimen Biogenik Pelagis 
Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen
  biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan
  sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur
  organisme plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk ‘hujan’
  sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, tetapi kontinue di dalam kolam
  air untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada
  beberapa faktor lokal seperti kimia air dan kedalaman serta jumlah produksi
  primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan mikrofil dalam sedimen laut
  dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan produktifitas permukaan
  laut pada zaman dulu. 
2.
  Sedimen Terigen Pelagis 
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri
  atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut
  sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan
  aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa
  oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang
  mengapung, bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis
  yang berjarak beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat
  asalnya. 
Angin merupakan alat transportasi penting untuk
  memindahkan materi langsung ke laut. Lempung pelagis yang ada di laut dibawa
  terutama oleh tiupan angin (aeolian). Ukuran lempung ini 
Komponen utama debu yang terbawa angin adalah kuarsa dan
  mineral lempung. Pada skala global, jumlah masuknya materi Vulkanologi ke
  sedimen laut dalam adalah kecil. Letusan besar dapat mengeluarkan abu dan
  debu dalam jumlah yang banyak dengan ketinggian 15-50 km, dan partikel
  terkecil berukuran 1-<1µm> 
Selain pengertian sedimen di atas ada pengertian lain
  tentang sedimen yaitu batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh proses
  sedimentasi. Sedangkan sedimentasi adalah proses pengendapan sediemen oleh
  media air, angin, atau es pada suatu cekungan pengendapan pada kondisi P dan
  T tertentu. 
Dalam batuan sedimen dikenal dengan istillah tekstur dan
  struktur. Tekstur adalah suatu kenampakn yang berhubungan erat dengan ukuran,
  bentuk butir, dan susunan kompone mineral-mineral penyusunnya. Studi tekstur
  paling bagus dilakukan pada contoh batuan yang kecil atau asahan tipis. 
Struktur merupakan suatu kenampakan yang diakibatkan oleh
  proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat pada
  waktu atau sesaat setelah pengendapan. Struktur berhubungan dengan kenampakan
  batuan yang lebih besar, paling bagus diamati di lapangan misal pada
  perlapisan batuan. (Sugeng Widada : 2002) 
V.       
  Prosedur Kerja 
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum
  ini adalah sebagai berikut : 
Ø 
  Memilih
  sampel material yang akan diukur dari satu sisi test pet. 
Ø 
  Mempersiapkan alat dan
  bahan. 
Ø 
  Mengerinkan material
  pasir. 
Ø 
  Memisahkan material pasir
  dengan sekat silang intuk mendapatkan hasil yang refresentatif. 
Ø 
  Mengambil material pasir
  yang telah dipisahkan dengan ukuran berat 100 gram. 
Ø 
  Setelah diukur material
  batuan kemudian dimasukkan kedalam alat pengayak dengan waktu ayakan sekitar
  10 menit.. 
Ø 
  Setelah dilakukan
  pengayakan , material kemudian dipisahkan berdasarkan ukuran dari setiap
  mesh. 
Ø 
  Mengukur berat dari setiap
  material berdasarkan ukuran mesh. 
Ø 
  Selanjutnya untuk setiap
  lapisan dilakukan urutan perlakuan yang sama.  
Kemudian data yang telah
  diperoleh tersebut kemudian diolah kedalam grafik yang ada pada Sam Boggs
  khusus untuk grafik semilog  untuk
  mendapatkan jenis dari material tersebut. 
Contoh data hasil analisis laboratorium. 
Untuk
  lapisan 1. 
 
VI.         
  Pengolahan Data 
Dari data yang kami peroleh saat
  melakukan pengamata untuk setiap material batuan berdasarkan ukuran mesh,
  berat material dan berat komulatif material dapat dijelaskan pada tabel-tabel
  berikut yang kemudian disajikan dalam bentuk grafik semilog. 
Untuk lapiran ke-1. 
 
Untuk lapisan ke-2. 
 
Untuk lapiran ke-3. 
 
Untuk lapisan ke-4. 
 
Untuk lapiran ke-5. 
 
Untuk lapisan ke-6. 
 
Untuk lapiran ke-7. 
 
Untuk lapisan ke-8. 
 
VII.     Hasil
  dan Pembahasan 
Berikut akan dijelaskan mengenai hasil
  serta pembahasan yang telah diperoleh setelah melakukan analisis pengukuran
  ukuran butir. 
VII.1  Hasil 
Berdasarkan pengamatan dan analisis
  yang telah kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut : 
v  Nilai
  untuk grafik mean 
M2
  = 
v  Nilai
  untuk grafik intrusif 
Ϭ=
   
   =  
   =  
   = 0,25 + 0,27 = 0,52 
v  Grafik
  intrusif Skewnes 
Sk=
   
    =  
    =  
v Grafik
  kortosis 
    KG =   
         =  
        =  
v Grafik
  semilog 
![]() ![]() ![]() ![]() 
VII.2. Pembahasan  
Ø  Hal
  yang mentebabkan terjadinya perbedaan tingkat kebundaran adalah jarak
  tranfortasi dan waktu transfortasi yang dialami suatu material sedimen. 
Ø  Berdasarkan hasil dari perhitungan grafik mean (M2)
  atau nilai rata-rata dari material adalah 3 yang diperoleh dari penambahan Q16+Q50+Q84
  yang kemudian dibagi dengan 3. 
Ø  Nilai yang diperoleh dari grafik intrusif(Ϭ) adalah 0,52.  
Ø  Berdasarkan rumus yang telah ditentukan untk
  mendapatkan hasil dari grafik intrusif skewnes ; Sk=
   
Ø  Adapun untuk nilai grafik kortosis (KG)yang diperoleh berdasarkan rumus : =   
Ø  Pada ukuran mesh -1 atau pada ukuran panjang 2 mm
  butiran yang ditemukan relatif lebih sedikit yang memiliki data kuantitatif
  sebanyak 0,05 % disbanding dengan seluruh material pada setiap lapisan yang
  dianalisis.  
Ø  pada ukuran mesh 5 atau pada skala panjang 0,0625
  data kuantitatif yang ditemukan relative lebih banyak dibanding seluruh
  ukuran mesh yang lainnya dimana jumlahnya adalah sebanyak 95 % dari
  keseluruhan lapisan material yang dianalisis. 
VIII.   Kesimpulan
  dan Saran. 
VIII.1. Kesimpulan 
Berdasarkan
  hal-hal yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 
1.     Nilai kuantitatif yang paling besar yang diperoleh
  dari hasil analisis ukuran butir pada material
  sedimen dilaboratorium
  adalah pada ukuran mesh 5 atau skala 0,0625 mm. 
2.    Nilai
  kuantitatif yang paling kecil yang diperoleh dari hasil analisis ukuran butir
  pada material sedimen dilaboratorium adalah pada ukuran mesh -1 atau skala 2 mm. 
VIII.2. Saran 
       Sebaiknya
  perlengkapan yang ada di laboratorium dirawat sebaik-baiknya, dan sangat perlu untuk kemudian kita
  jaga Karena peralatan yang akan digunakan dalam sebuah praktikum haruslah
  mengutamakan keamanan , kenyamanan dan kesterilan agar data yang didapatkan
  dapat menghasilkan hasil yang seideal mungkin. 
 | 
 
Rabu, 04 April 2012
laporan sedimentologi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)




Tidak ada komentar:
Posting Komentar