No. Urut : 01
No. Peraga : A2
JenisBatuan : Batuan Sedimen
Non Karbonat
Kedudukan : (x,y)=(55,14)
Kenampakan Mikroskopis : Warna absorbs orange, warna interferensi orange kecoklatan, tekstur klastik, bentuk
butir subangular-angular, komposisi mineral Kuarsa, Orthoklas, Pori dan
Mineral Opak.
Deskripsi Mineral :
Kuarsa (SiO2)
Warna orange,pleokroisme tidak ada,
bentuk euhedral-subhedral, indeks bias nmin<ncb, belahan tidak ada, relieflemah, kembaran tidak ada, sudut gelapan bergelombang, ukuran mineral 0,2 mm.
Ortoklas ( KaLSi3O8 )
Warna orange, pleokroisme tidak ada, bentukeuhedral-subhedral, indeks
bias nmin>ncb, belahan satu arah, reliefsedang, kembaran tidak ada, sudut gelapan250-200∓290-250 2 =45°
, jenis gelapan simetris.
mineral 0,2 mm.
Pori
Warnabiru, ukuran0,2 –0,3
mm.
Mineral Opak
Memiliki
warna hitam, bentuk uehedral-subhedral,
ukuran 0,05 - 0,1 m.
Persentase Mineral :
Nama Mineral
|
I (%)
|
II (%)
|
III (%)
|
% rata-rata
|
Total
|
30
50
15
5
100
|
35
50
15
-
100
|
40
45
10
5
100
|
31,47
48,33
13,33
3,33
100
|
Keterangan :
Pada kenampakan
mikroskopis mineral ini memiliki warna pada nikol sejajar orange dan pada nikol
silang yaitu abu-abu kehitaman, tekstur
klastik kasar yaitu dimana materal-material dalam batuan ini tergolong
kasar. Bentuk butir subangular-angular
yaitu dimana material-material dalam batuan berbentuk meruncing tanggung sampai
meruncing, komposisi material pada
batuan ini yaitu Kuarsa, Orthoklas, Pori
dan Mineral Opak.
Pada awalnya, batuan ini
terbentuk dari organisme mati atau material-material sedimen yang mengalami
proses transportasi oleh agen-agen geologi yaitu air, angin, es dan garvitasi
kedalam sebuah cekungan yang stabil. Dalam cekungan tersebut material-material
sedimen terakumulasi, kemudian mengalami proses penyatuan (kompaksi), proses
pembatuan (litifikasi) dan proses sementasi menjadi batuan sedimen. Akibat dari
gaya-gaya endogen dan eksogen batuan ini tersingkap kepermukaan. Terdapatnya
pori-pori akibat dari terperangkatnya gas dalam batuan pada proses kompaksi.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat diinterpretasi bahwa
batuan ini adalah Arkosic Arenite dengan
mengacu pada klasifikasi batuan menurut Pettijohn(1975).
Arkosic Arenite biasanya berasosiasi dengan
batu lempung dan
batu lanau dan biasanya
digunakan dalam pencampuran bahan bangunan.
Referensi :
Rizal,muhammad.2011.Paper Praktikum Petrografi (www.scribd.com/Batuan-cuy.htm).Semarang:Universitas Diponogoro
Dr. Ulva Ria Irvan, S.T.,M.T. Penuntun Petrografi
Perhitungan:
Massa dasar : 0
maka menggunakan klasifikasi dari gambar segitiga yang
Rock fragmen : 0
Kuarsa :
32
Feldspar :
48
RF + K + F : 80
Rock fragmen : 0 %
Kuarsa :
32 80 ×100%=40%
Feldspar : 48 80 ×100%=60%
Asisten Praktikan
(Usamah Achmad) (Muh Fadli)
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara
: Batuan sedimen Non Karbonat Nama : Muh Fadli
A
|
Nikol Sejajar
|
A
|
Nikol Silang
|
Radiolaria
Semen
Kuarsa
|
P
|
P
|
Perbesaran total : 50x
No. Urut :
02
No. Peraga :
15/B5/BTM
Jenis Batuan :
Batuan Sedimen Non Karbonat
Kedudukan :
(x,y)=(54,14)
Kenampakan Mikroskopis : Warna absorbsi orange, warna
interferensi: abu-abu kehitaman, tekstur klasik halus, bentuk butir rounded-subrounded, ukuran butir 0,8 – 1 mm.
Deskripsi Mineral :
Kuarsa (SiO2)
Warna orange
kehitaman, pleokroisme tidak ada, bentuk euhedral-subhedral, indeks bias nmin >ncb,
belahan tidak ada, relief sedang, sudut gelapan
bergelombang, kembaran tidak ada, ukuran mineral 0,2 mm.
Radiolaria
Warna putih
kekuningan, bentuk subrounded-rounded, relief sedang, ukuran
material 0,8 – 1 m, dan namaMaterial ini yaitu
Radiolaria.
Semen
Warnacoklat, warna
interferensi coklat kehitaman.
Persentase Mineral :
Nama Mineral
|
I (%)
|
II (%)
|
III (%)
|
% rata-rata
|
Total
|
15
85
100
|
10
90
100
|
5
95
100
|
10
90
100
|
NamaBatuan :
Rijang
Keterangan :
Pada pengamatan mikroskopis mineral ini memiliki warna pada nikol sejajar orange dan pada nikol silang yaitu abu-abu
kehitaman, tekstur klastik halus yaitu dimana materal-material dalam batuan ini
tergolong halus. Bentuk butir yaitu
subrounded-rounded dimana material-material dalam batuan berbentuk membulat
tanggung sampai membulat, ukuran mineral terkecil 0,08 mm dan ukuran mineral
terbesar 0,1 mm.
Rijang adalah batuan endapan silikat kriptokristalin
dengan permukaan licin (glassy). Batuan ini termasuk di dalam batuan pra
tersier yang termasuk dalam kelompok batuan sedimen pelagos biogen yang terdiri
dari rijang (chert) dan batugamping merah. Ada yang menyebutnya sebagai “batu
api” karena jika diadu dengan baja atau batu lain akan memercikkan bunga api
yang dapat membakar bahan kering. Rijang merupakan batuan sedimen yang
diendapkan di laut dalam (abyssal), yang berdasarkan kandungan fosil renik
Radiolaria (Wakita,dkk 1996) menunjukan bahwa satuan ini berumur kapur atas,
sedangkan batugamping merah adalah endapan plankton gampingan yang mungkin
terkumpul pada bagian-bagian meninggi setempat-setempat.
Kebanyakan perlapisan rijang
tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti diatom dan radiolaria.
Endapan tersebut dihasilkan dari hasil pemadatan dan rekristalisasi dari lumpur
silika organik yang terakumulasi pada dasar lautan yang dalam. Lumpur tersebut
bersama-sama terkumpul dibawah zona-zona plangtonik radiolaria dan diatom saat
hidup di permukaan air dengan suhu yang hangat. Saat organisme tersebut mati,
cangkang mereka diendapkan perlahan di dasar laut dalam yang kemudian mengalami
akumulasi yang masih saling lepas. Material-material tersebut diendapkan jauh
dari busur daratan hingga area dasar samudra, saat suplai sedimen terrigenous
rendah, dan pada bagian terdalam dari dataran abyssal terdapat batas ini
dinamakan carbonate compensation depth (CCD), dimana akumulasi
material-material calcareous tidak dapat terbentuk. Hal ini dikarenakan salah
satu sifat air adalah air dingin akan mengikat lebih banyak CO2 dibandingkan
air hangat. Di laut, terdapat satu batas yang jelas di mana kandungan CO2 di
bawah lebih tinggi. Di bawah batas tersebut, kandungan CO2 sangat tinggi
akibatnya organisme yang mengandung karbonat akan larut di CCD sehingga tidak
akan mengendap karena tidak pernah sampai ke dasar laut.
Proses
pembentukan secara umum dianggap bahwa batuan ini terbentuk sebagai hasil
perubahan kimiawi pada pembentukan batuan endapan terkompresi, pada proses
diagenesis. Ada teori yang menyebutkan bahwa bahan serupa gelatin yang mengisi
rongga pada sedimen, misalnya lubang yang digali oleh mollusca, yang kemudian
akan berubah menjadi silikat. Teori ini dapat menjelaskan bentuk kompleks yang
ditemukan pada rijang.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
diinterpretasi bahwa batuan ini adalah Rijang. Batuan ini
biasanya berasosiasi dengan endapan seperti kapur atau gamping,adapun kegunaanya yaitu untuk membuat senjata dan peralatan seperti pedang, mata anak panah, pisau, kapak, dan lainnya.
Referensi :
Dr. Ulva Ria Irvan, S.T.,M.T. Penuntun Petrografi
Asisten Praktikan
(Usamah Achmad) (Muh
Fadli)
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara
: Batuan Sedimen Non Karbonat Nama
: Muh Fadli
A
|
A
|
P
|
P
|
NikolSilang
|
Plagioklas
Kuarsa
Rock Fragmen
Mineral Opak
Semen
|
NikolSejajar
|
Perbesaran total :
50x
No. urut :
03
No. peraga :
STS 052A
JenisBatuan :
BatuanSedimen Non Karbonat
Kedudukan :
X=53, Y=8
KenampakanMikroskopis :
warna orange kehitaman, bentuk subrounded-rounded, tekstur klasik, ukuran 0,4 – 12 komposisi
mineral Plagioklas, Kuarsa, Rock Fragmen, Mineral Opak, dan Semen.
Deskripsi Mineral :
Kuarsa
(SiO2)
Warna orange kehitaman, pleokroisme tidak ada, bentuk
euhedral-subhedral, indeks bias nmin >ncb, belahan tidak ada, relief sedang, sudut gelapan
bergelombang, kembaran tidak ada, ukuran mineral 0,2 mm.
Bitownit
( (Na, Ca)(Al,
Si)AlSi2O8 )
Warna orange, pleokroisme tidak ada, bentuk
euhedral-subhedral, indeks bias nmin>ncb, belahan satu
arah, relief: sedang, kembaran albit, sudut gelapan 330-275+365-330 2 =45°
jenis gelapan simetris ,ukuran mineral 0,2 mm.
Rock Fragmen
Warna hitam, bentuk rounded-subrounded.
Mineral Opak
Warna hitam, bentuk euhedral, ukuran 0,1 mm.
Semen
Warna kuning, warna
interferensi coklat kehitaman.
Persentase Mineral :
Nama Mineral
|
I (%)
|
II (%)
|
III (%)
|
% rata-rata
|
Plagioklas
Kuarsa
Rock Fragmen
Mineral Opak
Total
|
10
20
50
-
20
100
|
20
65
-
5
20
100
|
25
50
-
5
20
100
|
15
45
16,67
3,3
20
100
|
NamaBatuan :
Lhitic
Graywacke (Pettijohn, 1975)
Petrogenesa :
Pada pengamatan mikroskopis, batuan ini memiliki warna pada nikol sejajar orange dan pada nikol silang
yaitu abu-abu kehitaman, tekstur klastik kasar yaitu dimana materal-material
dalam batuan ini tergolong kasar. Bentuk
butir subangular-angular yaitu dimana material-material dalam batuan berbentuk
meruncing tanggung sampai meruncing, ukuran mineral terkecil 0,1 mm dan ukuran
mineral terbesar 1 mm, komposisi material pada batuan ini Plagioklas,
Kuarsa, Rock Fragmen, Mineral Opak, dan Semen.
Pada awalnya, batuan ini terbentuk dari
material-material sedimen yang mengalami proses transportasi oleh agen-agen
geologi yaitu air, angin, es dan garvitasi kedalam sebuah cekungan yang stabil.
Dalam cekungan tersebut material-material sedimen terakumulasi, kemudian
mengalami proses penyatuan (kompaksi), proses pembatuan (litifikasi) dan proses
sementasi menjadi batuan sedimen. Akibat dari gaya-gaya endogen dan eksogen
batuan ini tersingkap kepermukaan. Adapun semen pada batuan ini berupa silika.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat
diinterpretasikan bahwa batuan ini adalah Lhitic
Graywacke dengan persentase
kandungan materialnya yaitu kuarsa 45%, rock fragmen 17% dan plagioklas 15%
serta massa dasar 20%. Penentuan jenis batuan ini berdasarkan klasifikasi
batuan Sedimen menurut (Pettijohn (1975).
Lhitic Graywacke biasanya
berasosiasi dengan batu lempung dan
batu lanau. Adapun kegunaanya adalah sebagai bahan umum
untuk bangunan dan jalan.
Referensi :
Dr. Ulva Ria Irvan, S.T.,M.T. Penuntun Petrografi
Perhitungan:
Massa dasar : 20% berarti menggunakan klasifikasi gambar
segitiga yang kedua
Kuarsa : 45 %
Plagioklas : 15%
Rock fragmen :17%
K + F + RF : 77 %
Kuarsa : 45 77 ×100%=58%
Feldspar : 15 77 ×100%=20%
Rock fragmen : 17 77 ×100%=22%
Asisten Praktikan
(Usamah Achmad ) (Muh Fadli)